Kamis, 05 Februari 2009

Pelebur dosa

bu Hurairah radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

"Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah); ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia; ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat manusia; dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa."

Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah) adalah:

Takut kepada Allah Ta’ala, baik ketika berada di tempat sepi maupun ketika berada di tempat ramai;

Berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak punya maupun saat kecukupan;

Selalu berlaku adil, baik saat senang maupun marah.

Tiga hal yang dapat membinasakan manusia adalah :

Sangat bakhil;

Senantiasa memperturutkan hawa nafsunya; dan

Membanggakan diri sendiri.

Kriteria sangat bakhil/kikir ialah tidak mau menunaikan hak Allah atau hak orang lain. Dalam riwayat lain disebutkan: "Kikir yang ditaati." Meskipun pada wataknya manusia itu kikir, tetapi jika tidak ditaati tidak akan membinasakan pelakunya.

Tiga hal yang dapat meninggikan derajat manusia ialah:

Membudayakan ucapan salam (di kalangan kaum muslim);

Suka memberi makan kepada tamu dan orang yang lapar; dan

Shalat tahajjud pada tengah malam saat orang-orang sedang tidur nyenyak.

Adapun tiga hal yang dapat menghapuskan dosa adalah :

Menyempurnakan wudhu’ meskipun cuaca sangat dingin;

Melangkahkan kaki untuk melakukan shalat berjama’ah; dan

Menunggu tibanya waktu shalat yang kedua usai mengerjakan shalat yang pertama."

Yang dimaksud dengan adil, baik saat senang maupun saat marah, adalah orang yang yang bersangkutan tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan tidak mudah terpengaruh oleh emosinya, yang semuanya itu dilakukannya demi mengharap ridha Allah semata.

--------------------------------------------------------------------------------

menghilangkan futur<<

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

PENUNTUT ILMU TIDAK BOLEH FUTUR


Seorang penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usahanya untuk memperoleh dan
mengamalkan ilmu. Futur yaitu rasa malas, enggan, dan lamban dimana sebelumnya
ia rajin, bersungguh-sungguh, dan penuh semangat.

Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para
da�i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan malas, bahkan
terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.

Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan, yaitu:

1). Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur,
dan golongan ini banyak sekali.

2). Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai
berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.

3). Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.
[1]

Futur memiliki banyak dan bermacam-macam sebab. Apabila seorang muslim selamat
dari sebagiannya, maka sedikit sekali kemungkinan selamat dari yang lainnya.
Sebab-sebab ini sebagiannya ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.

Di antara sebab-sebab itu adalah.

1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu syar�i.
3). Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) berupa isteri dan anak.
5). Hidup di tengah masyarakat yang rusak.
6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dan
cita-cita duniawi.
7). Melakukan dosa dan maksiyat serta memakan yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun
berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri (tidak mau berjama�ah).
11). Lemahnya pendidikan. [2]

Futur adalah penyakit yang sangat ganas, namun tidaklah Allah menurunkan
penyakit melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Akan mengetahuinya orang-orang
yang mau mengetahuinya, dan tidak akan mengetahuinya orang-orang yang enggan
mengetahuinya.

Di antara obat penyakit futur adalah.

1). Memperbaharui keimanan.
Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan,
serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan
berjama�ah, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat Tahajjud
dan Witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, birrul walidain, dan
selainnya dari amal-amal ketaatan.
2). Merasa selalu diawasi Allah Ta�ala dan banyak berdzikir kepada-Nya.
3). Ikhlas dan takwa.
4). Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid�ah dan maksiyat).
5). Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah
ilmiyyah, dan daurah-daurah syar�iyyah.
6). Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri.
7). Mencari teman yang baik (shalih).
8). Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap suul khatimah (akhir
kehidupan yang jelek).
9). Sabar dan belajar untuk sabar.
10). Berdo�a dan memohon pertologan Allah. [3]

PENUNTUT ILMU TIDAK BOLEH PUTUS ASA DALAM MENUNTUT ILMU DAN WASPADA TERHADAP
BOSAN

Sebab, bosan adalah penyakit yang mematikan, membunuh cita-cita seseorang
sebesar sifat bosan yang ada pada dirinya. Setiap kali orang itu menyerah
terhadap kebosanan, maka ilmunya akan semakin berkurang. Terkadang sebagian
kita berkata dengan tingkah lakunya, bahkan dengan lisannya, �Saya telah pergi
ke banyak majelis ilmu, namun saya tidak bisa mengambil manfaat kecuali
sedikit.�

Ingatlah wahai saudaraku, kehadiran Anda dalam majelis ilmu cukup membuat Anda
mendapatkan pahala. Bagaimana jika Anda mengumpulkan antara pahala dan manfaat?
Oleh karena itu, janganlah putus asa. Ketahuilah, ada beberapa orang yang jika
saya ceritakan kisah mereka, maka Anda akan terheran-heran. Di antaranya,
pengarang kitab Dzail Thabaqaat al-Hanabilah. Ketika menulis biografi, ia
menyebutkan banyak cerita unik beberapa orang ketika mereka menuntut ilmu.

�Abdurrahman bin an-Nafis -salah seorang ulama madzhab Hanbali- dulunya adalah
seorang penyanyi. Ia mempunyai suara yang bagus, lalu ia bertaubat dari
kemunkaran ini. Ia pun menuntut ilmu dan ia menghafal kitab al-Haraqi, salah
satu kitab madzhab Hanbali yang terkenal. Lihatlah bagaimana keadaannya semula.
Ketika ia jujur dalam taubatnya, apa yang ia dapatkan?

Demikian pula dengan �Abdullah bin Abil Hasan al-Jubba�i. Dahulunya ia seorang
Nashrani. Kelurganya juga Nashrani bahkan ayahnya pendeta orang-orang Nashrani
sangat mengagungkan mereka. Akhirnya ia masuk Islam, menghafal Al-Qur-an dan
menuntut ilmu. Sebagian orang yang sempat melihatnya berkata, �Ia mempunyai
pengaruh dan kemuliaan di kota Baghdad.�

Demikian juga dengan Nashiruddin Ahmad bin �Abdis Salam. Dahulu ia adalah
seorang penyamun (perampok). Ia menceritakan tentang kisah taubatnya dirinya:
Suatu hari ketika tengah menghadang orang yang lewat, ia duduk di bawah pohon
kurma atau di bawah pagar kurma. Lalu melihat burung berpindah dari pohon kurma
dengan teratur. Ia merasa heran lalu memanjat ke salah satu pohon kurma itu. Ia
melihat ular yang sudah buta dan burung tersebut melemparkan makanan untuknya.
Ia merasa heran dengan apa yang dilihat, lalu ia pun taubat dari dosanya.
Kemudian ia menuntut ilmu dan banyak mendengar dari para ulama. Banyak juga
dari mereka yang mendengar pelajarannya.

Inilah sosok-sosok yang dahulunya adalah seorang penyamun, penyanyi dan ada
pula yang Nashrani. Walau demikian, mereka menjadi pemuka ulama, sosok mereka
diacungi jempol dan amal mereka disebut-sebut setelah mereka meninggal.

Jangan putus asa, berusahalah dengan sungguh-sungguh, mohonlah pertolongan
kepada Allah dan jangan lemah. Walaupun Anda pada hari ini belum mendapatkan
ilmu, maka curahkanlah terus usahamu di hari kedua, ketiga, keempat,....
setahun, dua tahun, dan seterusnya...[4]

Seorang penuntut ilmu tidak boleh terburu-buru dalam meraih ilmu syar�i.
Menuntut ilmu syar�i tidak bisa kilat atau dikursuskan dalam waktu singkat.
Harus diingat, bahwa perjalanan dalam menuntut ilmu adalah panjang dan lama,
oleh karena itu wajib sabar dan selalu memohon pertolongan kepada Allah agar
tetap istiqamah dalam kebenaran.

[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga �Panduan Menuntut Ilmu�,
Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 �
Bogor 16001 Jawa Barat � Indonesia, Cetakan Pertama Rabi�uts Tsani 1428H/April
2007M]

World Assembly of Muslim Youth

World Assembly of Muslim Youth

The World Assembly of Muslim Youth is an Islamic organization whose stated purpose is to establish a platform where Muslim youth can get together in an Islamic environment. WAMY also achieves to establish a relationship of dialogue, understanding and appreciation between Muslim organizations and the western societies. WAMY organizes conferences, symposia, workshops and research circles to address youth and students issues. See WAMY UK Website (http://www.wamy.co.uk/bd_about.htm) for more info. In addition to Football Tournaments WAMY organizes European Muslim Scouts camps for Muslim youth in Europe. It receives its major funding and ideological cues from Saudi Arabia[citation needed].

"We need thousands of these organizations all over the world. According to the Americans themselves, there are more than 1.5 million organizations in the US. When you look at the Muslim world, there are no more than 50,000. It is not fair that the West has so many organizations, while we are denied even the existence of a few organizations like WAMY, the Muslim World League, Al-Haramain Charitable Organization and others."--Dr. Al-Wohaibi[1]

American counter-terrorist analysts allege ties to al-Qaeda

The Summary of Evidence memo prepared for Adel Hassan Hamed's Combatant Status Review Tribunal, and the Summary of Evidence memo prepared for his Administrative Review Board justified his continued extrajudicial detention, in part, due to his employment, in Pakistan, as a hospital administrator for the World Assembly of Musim Youth.[2][3] His neighbor Mammar Ameur had his detention justified, in part, because he was acquainted with someone alleged to be a member of the World Assembly of Musim Youth.[4]